Senyum Adalah Pesan Kebahagiaan Yang Paling Cepat Sampai Ke Hati....
Jangan Menunggu Bahagia Untuk Bisa Tersenyum...
Tetapi Tersenyumlah Untuk Menjemput Kebahagiaan Itu.

Kamis, 28 Juni 2012

Hatiku Tercabik-cabik Setelah Dia Mencium Kakiku

Sesuai dengan Program Kerja Permata Runggun, maka pada tanggal 23-24 Juni 2012 Permata Runggun Graha Harapan mengadakan Retret. Retret tersebut diadakan di Villa Reda 1, Cisarua. Sebagai pembicara pada saat itu adalah seorang Pertua (komisi permata) dan seorang pendeta (ketua koinonia runggun GH). Retret tersebut diikuti oleh 20 orang permata. Sungguh luar biasa karena kami yang 20 orang ini dapat mengikuti retret ini.

Sesi I : Diawali oleh Pertua yang membawakan tema; Dipersatukan Dalam Kristus. Begitu antusias permata mengikutinya. Akhir dari sesi I adalah dengan melakukan diskusi kelompok. Diberikan 1 kasus kepada kami, dan kami berdiskusi menjawab pertanyaan diskusi tersebut. Kami di bagi 3 kelompok (Abraham, Daud, dan Salomo). Begitu kocak dan serius tapi santai semua permata dalam mengikuti sesi ini, dan akhir dari diskusi adalah rangkuman jawaban dari pertua yang memimpin sesi I tersebut.

Sesi II : Pendeta Runggun GH yang kan membawakan sesi ini, memberikan penawaran kepada kami. Setelah dia melihat buku acara, dia meminta beberapa perubahan pada sesinya. yaitu ceramah sekitar 45 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan Meditasi. Pendeta mau menekankan Retret ini dengan Meditasi, karena ini adalah Retret dan bukan Makrab kata pendeta. Kita harus bisa membedakan retret dengan makrab kata pendeta. setelah ceramah pendeta selesai, barulah dilaksanakan Meditasi. Kami semua disuruh masuk ke kamar masing-masing. Nanti jika persiapan yang sedang dilakukan oleh Pendeta , Pertua, juga dibantu oleh Naras Pendeta kami akan dipanggil. 20 menit berselang, akhirnya kami dipanggil dan dibariskan dalam 1 barisan oleh pendeta. Kami bernyanyi dan diberikan pengarahan oleh pendeta. Lalu disuruhlah kami menutup mata kami dengan kain yang sudah kami persiapkan. Dengan posisi mata tertutup kain kami digiring satu persatu menuju tangga yang kan membawa kami menuju Aula. Kami tidak tau siapa yang memegang tangan kami menuruni tangga tersebut. Apakah pertua ? apakah Naras pendeta? saya tidak tau.

Setelah kami sampai didalam Aula, kami dibantu menuju tempat duduk kami. Dengan duduk sambil bersikap doa dan kepala menunduk. Semua kami diperlakukan seperti itu. Setelah kami semua berkumpul ditempat duduk kami satu persatu, lalu mulailah pendeta menggugah hati kami dengan kata-katanya yang sangat mendalam juga diiring oleh lagu choir choir terkenal. Yang mampu membuat kami menitikkan air mata kami merenungi setiap perkataanya. Dia mengatakan Tuhan itu sayang sama kami, Orang Tua kami pun sayang ke kami :( 


Setelah beberapa jam berlalu maka renungan dalam posisi berdoa disudahi oleh pendeta. Tapi ada yang kan kami lakukan lagi, setelah saya lihat di sudut ruangan, Naras Pendeta dan Pertua sudah menyusun bangku dengan posisi saling berhadapan. kami dipersilahkan untuk duduk. Pendeta kemudian berbicara sebentar lalu mengambil baskom dan syal/saputangan panjang lalu mengisi baskom tersebut dengan air.

Betapa terkejutnya saya ketika pendeta menghampiri kami satu persatu, mulai dari membasuh kaki kami dan mengelap kaki kami setelah itu menundukkan kepala dan mencium kaki kami semua. Seperti di sayat sembilu hatiku ketika pendeta mencium kakiku. Saya seperti tidak percaya akan hal ini, tapi ini benar-benar terjadi. Pendeta merendahkan dirinya dihadapan kami, tetapi sebenarnya Dia sudah ditinggikan oleh Tuhan..

Kami semua mengikuti apa yang dilakukan oleh pendeta tersebut. Dapat kami simpulkan, kita semua sama dihadapan Tuhan. Kita harus merendahkan diri kita , jangan tinggi hati. Kami merasa lebih dekat lagi satu sama lain, dan maaf memaafkan sudah kami lakukan disertiap membasuh kaki. Seperti tertulis di dalam Yohanes 13 : 12-15 (12. Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka;" Mengertikah kamu apa yang telah kuperbuat kepadamu ? 13. Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. 14. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu. 15. Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu".

Secara pribadi ini adalah sejarah buat saya, kali ini adalah retret terakhir saya sebagai pengurus permata.
Saya bangga pada semuanya. Terutama kepada Tuhan :)
GBU ALL